Alasan Abu Jenazah Dilarung ke Laut atau Sungai Menurut Agama Hindu

 

Kremasi adalah cara pemakaman dimana tubuh diperabukan. Setelah itu abu jenazah ada yang dilarung ke mata air seperti laut dan sungai atau ada yang disimpan di tempat penyimpanan abu. Abu jenazah yang dilarung tidak akan mencemari lingkungan karena melansir dari Filsafat Hindu hal ini disebabkan abu jenazah itu sendiri terdiri dari sisa-sisa setelah pemurnian dengan api. Sisa-sisa kremasi terdiri dari gas dan berbagai macam elemen dan oksida padat. Semua bakteri dan patogen dihancurkan di dalam api. Abu memiliki peran untuk memusnahkan patogen yang ada di dalam air, sehingga hal ini bermanfaat dalam menjaga air agar terbebas dari penyakit.

 

Abu jenazah yang berisikan abu bekas pakaian yang dikenakan mayat saat dibakar beserta dengan tulang-tulangnya yang telah dibungkus menjadi satu di dalam kain kasa, lalu dibuang begitu saja semuanya di air laut ataupun sungai beserta dengan sesajen.

 

Dikutip dari Filsafat Hindu, dalam agama Hindu, hal ini ada hubungannya dengan kisah Mahārāja Bhāgīratha yang membawa air suci Gangga dari surga ke bumi. Air adalah simbol suci pemurnian, Sādhana (ritual Hindu) selalu berkaitan dengan unsur air, seperti Hindu Bali disebut Āgama Tīrtha karena tidak pernah lepas kaitannya dengan unsur air yang melambangkan kesucian.

Dalam doktrin Paśupata, Tuhan Śiva memimpin alam semesta ini dalam wujud-Nya sebagai Aṣṭamūrti (tanah, air, api, udara, angkasa, energi panas, energi dingin, dan roh). Diantara 8 mūrti itu, salah satu bentuk Śiva adalah Bhava yang badannya adalah air, sekaligus penyebab dari keberadaan air.

Menurut kepercayaan khususnya umat Hindu di Bali, mereka percaya bahwa mayat yang telah meningga dan abunya dilarung ke air laut atau sungai memiliki makna bahwa kehidupan akan kembali ke asal, yaitu air.

 

BAGIKAN

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *