Pada masa kini sudah banyak wanita yang memilih untuk berkarir sambil mengurus rumah tangga. Hal ini sering kali memunculkan dilema antara pekerjaan dan rasa bersalah pada anak karena tidak bisa mendampingi serta mengawasi mereka sepenuhnya. Ada rasa rasa bersalah ketika sebagai mama melangkahkan kaki ke tempat kerja meninggalkan anak pada pagi hari. Sebagai wanita karir, mungkin kita seringkali mengabaikan perasaan itu agar bisa tetap fokus saat bekerja, tetapi sebaiknya jangan diabaikan karena rasa bersalah itu akan menumpuk dan membawa hal negatif pada diri kita sendiri. Mari kita coba menelisik apa yang dapat kita lakukan untuk mengatasi rasa bersalah yang muncul dalam diri kita.
- Cobalah Anda jawab pertanyaan berikut ini! Apa alasan Anda memilih untuk bekerja setelah memiliki anak?
Setiap ibu yang memilih untuk bekerja mereka memiliki alasan yang berbeda-beda. Ada yang ingin tetap bekerja karena mereka mencintai pekerjaannya, tetapi ada juga yang memilih tetap bekerja karena alasan ekonomi. Tak hanya itu, ada sekelompok ibu yang memilih untuk tetap bekerja karena mereka merasa lebih bahagia ketika ada aktivitas diluar rumah dibandingkan harus menjadi ibu rumah tangga yang dimana setiap hari harus di rumah.
Hanya Anda yang mengetahui alasan Anda sendiri. Begitu Anda yakin alasan tersebut adalah yang terbaik bagi keluarga, cobalah untuk percaya pada pilihan yang Anda buat untuk keluarga sebagai motivasi diri.
- Jangan mau terlibat dalam lingkungan yang saling membanding-bandingkan masalah sesama ibu lain.
Sangat disayangkan jika energi kita dibuang untuk hal yang tidak bermanfaat. Lebih baik energi kita, kita salurkan untuk menemani anak bermain, menyelesaikan pekerjaan kantor, mengurus suami, maupun menyelesaikan pekerjaan rumah. Karena setiap alasan yang diambil oleh masing-masing akan berbeda karena situasinya berbeda-beda juga.
- Sediakan waktu berkualitas bersama anak
Menurut psikolog Keumala Nuranti, M. Psi., yang dilansir dari laman Kompas, untuk mengatasi rasa bersalah ketika harus meninggalkan anak untuk berangkat kerja adalah dengan selalu hadir dan menghabiskan waktu bersama anak ketika kita sedang tidak bekerja. Jika harus membagi dengan urusan rumah tangga, sebagai ibu kita bisa melibatkan anak juga seperti memasak dan membersihkan rumah bersama. Selain itu, kita perlu menyediakan waktu untuk berkomunikasi secara langsung dengan anak, dimana ia bisa menceritakan kegiatan yang dijalani hari itu dan kita juga bisa berbagi kegiatan yang kita lalui di hari itu. Jangan menjadikan gadget sebagai penghalang komunikasi dua arah antara ibu dan anak. Dengan begitu, anak akan merasa dianggap penting oleh orang tuanya.
- Hal yang perlu diingat adalah semua ibu punya tantangan masing-masing.
Tidak semua ada dalam kendali kita. Cobalah sadari bahwa Anda dalam seminggu masih sempat untuk sarapan dan ngobrol bersama anak sebelum mereka berangkat ke sekolah. Syukurilah segala apapun bentuk kebersamaan Anda dengan anak, karena setiap detiknya berharga dan bermakna.
Tetaplah untuk terbuka dengan berbagai kemungkinan ada akan terjadi dalam keluarga. Refleksikan secara berkala antara keseimbangan hidup dan pekerjaan agar hal ini dapat membuat Anda yakin pada keputusan yang telah dibuat untuk kepentingan diri Anda sendiri dan keluarga Anda.