Melansir dari Klasika Kompas, Hio atau dupa merupakan simbol dari keharuman nama baik seseorang. Wangi dupa yang terbawa oleh angin akan tercium di tempat yang jauh, namun tidak dapat tercium wanginya di tempat yang berlawanan dengan arah angin. Begitu juga hal ini cerminan dari perilaku manusia yang baik akan diketahui oleh orang banyak, tetapi perbuatan tidak baik dimanapun berada juga akan diketahui oleh orang lain.
Hio dibuat dari campuran serbuk kayu, lem khusu, pewarna, pewangi, dan air. Pada batang hio biasanya diberi motif naga, tetapi ada juga yang polos.
Tidak boleh ditiup
Tahukah Anda bahwa menyalakan hio itu ada aturannya. Saat hio disulut api dan menyala, api itu tidak boleh ditiup. Untuk mematikannya, cukup dengan mengibas-ngibaskannya.
Kepulan asap hio juga dapat menandakan sesuatu kemana doa-doa yang dipanjatkan itu mengalir. Jika kepulan asap mengepul tegak ke atas, dipercaya doa-doa diterima oleh Sang Pencipta. Sedangkan, jika kepulan asap menyebar atau memapar ke bawah, mungkin doa tidak dikabulkan.
Kegunaan Hio
Hio dinyalakan juga untuk mendoakan para leluhur. Oleh sebab itu, banyak batang hio yang sengaja ditancapkan di meja abu leluhur di rumah-rumah warga Tionghoa. Selain itu, pada nisan di pemakaman Tionghoa juga disediakan lubang-lubang kecil untuk menancapkan hio. Satu atau tiga batang hio ditancapkan untuk menyembah Thian, dan dua batang lagi untuk mendoakan leluhur.
Warna Hio
Hio berwarna merah atau kuning digunakan untuk keperluan sembahyang di hari-hari biasa. Namun terkadang hio berwarna kuning juga dinyalakan ketika upacara pengobatan. Di lain sisi, hio berwarna hijau hanya digunakan untuk mendoakan orang yang meninggal sampai masa berkabung selesai.
Baca juga artikel: Tidak Sembarangan, Makna Jumlah Hio Menurut Kepercayaan Tionghoa
Изготовление номерных знаков на авто
Дубликат номера