Mengenal Tradisi Ceng Beng Warga Tionghoa di Indonesia

Ceng beng etnis Tionghoa

Cheng Beng, tradisi mengenang leluhur yang dianut oleh warga Tionghoa. Qing Ming atau Cheng Beng dalam bahasa Hokkian, merupakan salah satu perayaan paling penting bagi masyarakat Tionghoa. Berdasarkan penanggalan kalender Imlek 阴历, Yin Li pada tahun 2023 hari Ceng Beng atau hari Ziarah Kubur jatuh pada tanggal 5 April 2023.

Tradisi Ceng Beng di Indonesia dirayakan di berbagai tempat yang daerahnya mayoritas keturunan Tionghoa. Tradisi ini merupakan perpaduan antara penghormatan sekaligus kegembiraan. Pada hari itu kegiatan membersihkan makam merupakan hal yang paling penting bagi mereka sebagai bentuk menunjukkan rasa hormat pada leluhur. Masyarakat mengunjungi makam, mempersembahkan sajian berupa makanan, teh, anggur, membakar dupa, kertas perak dan emas (sebagai lambang uang) dan sebagainya. Kemudian menyapu makam agar bersih, memotong rumput-rumput liar, menambahkan tanah baru, menancapkan dahan daun di makam, dan memanjatkan doa di depan batu nisan, memohon agar keluarga yang ditinggalkan diberi berkah.

Selain itu, ada kegiatan menerbangkan layangan. Lampion kecil berwarna warni diikatkan pada layangan atau pada benangnya. Penerbangan layangan ini bisa dilakukan pada pagi atau siang bahkan malam hari. Kegiatan ini diyakini oleh warga Tionghoa agar dapat membawa keberuntungan dan melenyapkan penyakit.

Istilah-istilah pada tradisi Ceng Beng, yaitu:

  • 清明节 (Qing ming jie) : Festival Qingming atau Ceng Beng
  • 扫墓 (Sao mu) : Menyapu
  • 祭祖 (Ji zu) : Penyembahan pada leluhur
  • 纸钱 (Zhi qian) : Kertas emas, kertas yang dibuat menyerupai uang, dan bakar sebagai bentuk penyembahan pada orang yang telah meninggal
  • 烧香 (Shao xiang) : Membakar hio/dupa
BAGIKAN

1 thought on “Mengenal Tradisi Ceng Beng Warga Tionghoa di Indonesia”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *