Belajar dari Kisah Inspiratif Ariel Tatum dalam Menghadapi Gangguan Mental Sejak Usia Muda

Ariel Tatum

Ariel Tatum merupakan salah satu artis Indonesia yang sudah banyak didengar namanya. Wanita kelahiran tahun 1996 ini memiliki banyak talenta mulai dari membintangi banyak iklan, menyanyi, bahkan hebat dalam berakting dan telah menjadi pemeran di berbagai film. 

Ia mengawali kariernya di dunia hiburan dengan menjadi seorang model dikala usianya masih 10 tahun. Ariel Tatum dipercaya menjadi model untuk sebuah produk mobil. Selain itu, di dunia perfilman, ia awali dengan membintangi film layar lebar yang memiliki judul “Ariel dan Raja Langit”. 

Namun dibalik gemerlap dunia keartisan, Ariel Tatum menyimpan cerita kepedihan terkait dengan kondisi gangguan mental yang dideritanya, yakni Borderline Disorder Personality (BDP).

Penasaran dengan kisahnya? Mari kita sama-sama simak kisahnya  yang telah dirangkum dari berbagai sumber  yang menjadi inspirasi bagi banyak orang.

Siapa sangka bahwa seorang Ariel Tatum pernah menjadi korban bullying. Ia pernah disebut seperti sapi ketika berat badannya naik dan terlihat gemuk. Akan tetapi ia tidak menghiraukannya. Ia mencoba untuk lebih bijaksana dan ia kerap mengampanyekan gerakan anti bullying melalui akun media sosialnya agar bullying tidak terjadi pada orang lain.

Selain pernah menjadi korban bullying, ia juga menderita gangguan mental yaitu Borderline Disorder Personality (BDP). Melansir dari Halodoc, Borderline Disorder Personality (BPD) atau gangguan kepribadian ambang adalah masalah kesehatan mental, dimana hal ini memengaruhi cara berpikir seseorang mengenai dirinya sendiri dan juga orang lain. Gangguan mental ini dapat mengganggu kehidupan sehari-hari bagi pengidapnya. Selain itu pengidapnya juga akan kesulitan dalam mengelola emosi dan perilaku, menghadapi masalah citra diri, dan pola hubungan yang tidak stabil.

Secara terang-terangan, di berbagai media Ariel Tatum mengungkapkan bahwa ia sempat melakukan percobaan bunuh diri sebanyak dua kali. Percobaan itu ia lakukan saat usianya masih 13 tahun. Percobaan ini karena dia merasakan adanya gangguan pada mentalnya. Melihat dan sadar akan kondisinya yang sedang tidak baik-baik saja, Ariel Tatum langsung memutuskan untuk mencari psikolog sekaligus psikiater untuk membantunya sembuh dari gangguan mental yang ia alami. Orang tua Ariel pun sangat mendukung, menerima dan membantu penyembuhan Ariel dengan membawanya ke psikolog dan psikiater. Ia mencari psikolog yang benar-benar dapat membuat nyaman untuk bercerita.

Love Yourself bagian dari Sel Love

Ariel Tatum juga menerapkan self love pada dirinya sendiri. Dalam kesaksiannya pada acara Real Talk, ia mengungkapkan bahwa self love menjadi kunci untuk bangkit dan kembali bahagia. Namun self love setiap orang berbeda-beda, oleh karena itu setiap orang harus mengetahui apa yang ia suka dan tidak suka. Ariel juga mengatakan bahwa kebahagiaan yang ia rasakan saat ini itu karena ia memilih untuk bahagia. Hal ini karena banyak orang yang selalu mencapnya tidak bahagia, sehingga ia menetapkan bahwa bahagia ditentukan oleh diri sendiri dan ia memilih untuk bahagia.

Tidak hanya itu, Ariel Tatum juga ingin berdampak bagi sesama dengan membuat sebuah kampanye bernama #LetsEndTheShame pada Oktober 2019 lalu. Hal ini ia lakukan untuk memecahkan stigma mengenai gangguan mental dan rasa takut orang-orang yang ingin datang ke psikolog. Kampanye ini ia jalankan di media sosialnya dengan cara membagikan segala informasi mengenai kesehatan mental di Instagram.

Jadi, siapapun yang yang membutuhkan informasi mengenai kesehatan mental ataupun butuh bantuan dalam menemukan psikolog atau psikiater, silahkan dapat langsung cek Instagram Ariel Tatum.

Semoga kisah Ariel Tatum dapat memberikan inspirasi bagi Anda yang membaca untuk lebih menyuarakan tentang kesehatan mental. Bantu dan dukung teman-teman kita yang membutuhkan bantuan secara mental ya!

BAGIKAN

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *