Sobat Elim, paparan sinar matahari ternyata tidak seburuk yang kita bayangkan. Bagi sebagian orang beranggapan bahwa berjemur di bawah sinar matahari dapat menyebabkan kanker kulit dan berbagai penyakit kulit lainnya. Memang jika terlalu lama terkena matahari tidak baik, tetapi berjemur dengan waktu yang cukup dan sesuai anjuran dapat memperoleh manfaat yang baik dan sekaligus terhindar dari risikonya.
Kulit manusia dirancang untuk memproduksi vitamin D secara otomatis ketika kulit terpapar sinar matahari. Mengutip dari laman Skin Cancer Foundation, paparan sinar matahari akan menembus lapisan epidermis pada kulit, berinteraksi dengan protein di kulit sehingga menghasilkan vitamin D yang dibutuhkan tubuh.
Mengutip dari laman Generali, vitamin D berperan sangat penting untuk membantu penyerapan kalsium dari usus agar tulang tetap kuat, menjaga kesehatan sendi dan otot. Selain itu, vitamin D juga dapat berfungsi sebagai antioksidan dan anti radang sehingga mampu membantu kerja imun.
Vitamin D bisa kita dapatkan dari sinar matahari. Mengutip laman Hello Sehat, sinar matahari mengandung sinar ultraviolet B (UVB). Saat UVB mengenai kulit, maka kulit akan membentuk vitamin D3 yang merupakan previtamin dari vitamin D yang akan secara langsung disalurkan ke hati dan ginjal yang selanjutnya akan menghasilkan vitamin D yang dibutuhkan untuk tubuh.
Berapa Lama Waktu yang Disarakankan untuk Berjemur?
Pada penelitian dalam jurnal Environmental health perspectives menjelaskan bahwa kita tidak perlu lama berjemur untuk kulit membentuk vitamin D3. Saran dari Peneliti mengenai lama waktu berjemur tanpa tabir surya adalah 20 menit setiap harinya.
Untuk mengurangi risiko kulit terbakar sinar matahari (sunburn), Sobat Elim dapat berjemur selama 5 – 10 menit. Berdasarkan jurnal Osteoporosis (2013), lama berjemur bagi orang yang berkulit lebih gelap adalah 30 menit hingga 3 jam untuk mendapatkan vitamin D yang cukup. Menurut WHO waktu yang tepat untuk berjemur di bawah sinar matahari yaitu saat pagi hari berkisar pukul 08.00-10.00.
Baca juga artikel: Bahaya Kurangnya Vitamin E