Suku Minahasa memiliki berbagai tradisi unik, salah satunya terletak pada tradisi pemakamannya. Suku Minahasa yang terletak di Sulawesi Utara ini memiliki tradisi pemakaman yang berbeda dari suku lainnya. Mereka tidak menguburkan jenazah di dalam tanah seperti biasanya, melainkan menggunakan batu sebagai tempat peristirahatan terakhir.
Apa Itu Waruga?
Masyarakat Suku Minahasa menyebutnya Waruga. Dalam bahasa Minahasa, Waruga terdiri dari dua kata, “waru” yang berarti rumah, dan “ruga” yang berarti badan. Ini menggambarkan bahwa Waruga adalah tempat di mana badan kembali ke surga. Waruga adalah makam atau kuburan khas Minahasa yang terbuat dari batu dan menyerupai sebuah rumah. Kuburan ini juga merupakan tradisi di mana pemakaman jenazah dimasukkan ke dalam sebuah kotak batu berongga, kemudian ditutup dengan batu berbentuk prisma segitiga. Setiap bagian dari waruga memiliki makna, mulai dari ukiran di permukaannya hingga bagaimana letak posisi jenazah yang ditempatkan di dalamnya semua memiliki arti.
Cara Pemakaman Waruga dan Filosofinya
Jenazah yang dimakamkan menggunakan waruga diposisikan meringkuk seperti bayi. Filosofinya bahwa masyarakat suku Minahasa percaya bahwa manusia mengawali kehidupan dengan posisi bayi dalam rahim, maka semestinya setelah akhir hidup pun juga dalam posisi yang sama.
Setelah jenazah diposisikan meringkuk, selanjutnya didudukkan di dalam Waryga dengan menghadap ke Utara. Hal yang menandakan nenek moyang suku Minahasa yang berasal dari Utara. Lalu, alas tersebut diisi menyesuaikan dengan pekerjaan semasa orang itu hidup. Sebagai contoh rempah-rempah, padi dan piring diberikan bagi jenazah yang semasa hidupnya merupakan seorang petani.
Ketinggian waruga juga memiliki makna tersendiri. Jasa seseorang dapat dilihat dari tingginya waruga. Semakin tinggi waruga, maka semakin berjasa orang itu atau semakin dihormati ditengah lingkungan masyarakat. Maka dari itu, ada waruga yang lebih tinggi dan ada juga yang pendek.
Sumber: Detik, Indonesia Kaya, Perpustakaan Digital Budaya Indonesia
Baca juga artikel: Kaparupuhan, Tradisi Upacara Adat Kematian Suku Baduy
