Pernahkah Sobat Elim mendengar istilah “hoarding disorder”?
Hoarding disorder adalah gangguan kesehatan mental di mana penderitanya gemar atau suka menimbun barang-barang yang bahkan barang tersebut tidak berguna sekalipun. Mereka menimbun karena barang-barang tersebut dianggap berharga. Penderita hoarding disorder mungkin juga merasa aman ketika dikelilingi oleh tumpukan benda tersebut.
Perilaku tersebut dilakukan karena menganggap barang itu akan berguna di kemudian hari. Seseorang yang mengidap hoarding disorder sering kali membuat kondisi rumah terlihat lebih sempit karena dipenuhi dengan barang-barang yang tidak perlu. Dalam beberapa kondisi, hal tersebut dapat memengaruhi fungsi kehidupan.
Selain itu, pengidapnya kerap tidak merasa kalau yang dialaminya sebagai gangguan.
Gejala Hoarding Disorder
Gejala hoarding disorder biasanya dimulai pada masa remaja hingga awal dewasa. Penderita biasanya menimbun barang secara bertahap, hingga semakin menumpuk, dan kesulitan untuk menyingkirkan barang-barang yang ada tersebut. Selain itu gejala hoarding disorder lainnya adalah:
- Terlalu banyak membeli barang-barang yang tidak diperlukan atau sudah tidak ada ruang untuk menaruhnya.
- Kesulitan untuk membuang atau memisahkan barang-barang yang masih dipakai dan tidak dipakai.
- Ruangan di rumah menjadi berantakan dan tampak “kacau” karena tumpukan barang, sehingga ruangan tidak bisa digunakan.
- Cenderung memiliki sifat peragu, perfeksionis, penyangkalan, penundaan, dan masalah dengan perencanaan dan pengorganisasian.
- Tidak memperbolehkan orang lain mencoba mengurangi atau menghilangkan tumpukan barang-barang dari rumah.
- Kesulitan mengatur barang, bahkan terkadang kehilangan barang-barang penting.
- Penumpukan makanan atau sampah yang berlebihan dan tidak sehat.
Itu dia fakta seputar hoarding disorder. Pada dasarnya, diagnosis dan pengobatan hoarding disorder dapat dilakukan.
Sumber: Mayo Clinic, Cleveland Clinic, Healthline