Penjelasan Mengenai Livor Mortis

Ilustrasi livor mortis pada orang yang sudah meninggal

Pada umumnya tanda kematian dapat diketahui dari napas yang berhenti dan tidak ada denyut nadi. Namun selain itu, ada berbagai perubahan fisik lain juga ditunjukkan oleh orang yang sudah meninggal.

Melansir dari Medical News Today, pada fase pertama dari 4 tahapan yang akan terjadi pada tubuh manusia dalam proses dekomposisi adalah ligor, rigor, dan algor mortis. Fase ini merupakan fase awal perubahan fisik yang terjadi sesaat setelah kematian.

Pengertian Livor Mortis

Post-mortem lividity atau Livor mortis adalah perubahan warna kulit yang terjadi setelah kematian. Perubahan warna ini disebabkan oleh gravitasi yang menarik darah ke bagian bawah tubuh sehingga menyebabkan warna merah ungu (livide) di kulit.

Karena jantung tidak lagi memompa darah, darah akan mengikuti gaya tarik bumi dan berkumpul di bagian tubuh yang posisinya lebih rendah. Sel darah merah akan mengendap di bawah karena gravitasi bumi dan warna merah ungu muncul pada bagian tubuh karena kapilari tertekan.

Biasanya, livor mortis terjadi di bagian belakang tubuh karena mayoritas orang yang meninggal diletakkan dalam posisi terlentang.

Waktu yang dibutuhkan untuk livor mortis biasanya 30 menit sampai 1 jam setelah kematian, dan bisa berlangsung selama 8–12 jam. Hal ini bisa berbeda-beda tergantung situasi dan kondisi. Orang dengan anemia atau yang mengalami pendarahan hebat mungkin saja tidak memiliki bekas livor atau hanya sedikit.

Sumber: Umboh, R. B., Mallo, N. T. S., & Kristanto, E. G. (2016). Pengaruh Kadar Hemoglobin Terhadap Lebam Mayat (Livor Mortis). E-CliniC4(1)., Alodokter

Baca juga artikel: Tradisi Unik Upacara Kematian Masyarakat Indonesia

BAGIKAN

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *