Formalin adalah bahan kimia yang sering digunakan untuk mengawetkan mayat atau juga spesimen. Tujuannya untuk memperlambat proses pembusukan. Formalin adalah bentuk cair dari formaldehida. Formaldehida adalah gas yang tidak berwarna tetapi memiliki bau yang menyengat. Penggunaan formaldehida contohnya dalam particleboard, plywood, dan bahan perekat. Dalam bentuk cairan, formalin digunakan untuk mengawetkan mayat dan spesimen yang digunakan di laboratorium. Selain itu, formalin juga dapat digunakan sebagai desinfektan industri. Produk yang biasa kita pakai seperti pembersih, sabun, dan sampo itu tidak langsung menggunakan formalin atau formaldehida, melainkan bisa saja menggunakan bahan yang menghasilkan formaldehida.
Ketika seseorang meninggal maka tubuh akan mulai proses pembusukan. Pada sebagian orang jenazah mungkin perlu disemayamkan terlebih dahulu di rumah duka, hal ini sangat perlu adanya pengawetan mayat untuk memperlambat pembusukan.
Melansir dari Alodokter, biasanya pengawetan mayat menggunakan formalin dapat tahan sekitar 1 minggu, selanjutnya proses pembusukan akan tetap berjalan walaupun lebih lambat dibandingkan yang tidak diawetkan. Tetapi, jika dibutuhkan pengawetan jenazah dapat diperpanjang hingga sekitar 1-2 minggu.
Sejarah Mengawetkan Jenazah
Melansir dari Kompas, pengawetan jenazah sebenarnya sudah dilakukan sejak zaman dahulu di Mesir. Mesir diyakini menjadi negara yang pertama kali melakukan pengawetan mayat pada tahun 3200 sebelum Masehi. Mayat yang diawetkan dikenal sebagai mumi. Namun, mumi tidak diawetkan dengan formalin. Dahulu kala, mayat diawetkan dengan proses desikasi, yakni proses mengeringkan tubuh dengan menggunakan panas atau dingin. Selain itu, metode lain untuk menjadikan mayat menjadi mumi adalah dengan menggunakan bahan-bahan yang tersedia di alam, seperti resin. Seiring berjalannya waktu ternyata praktik mengawetkan jenazah tidak hanya dilakukan di Mesir saja, melainkan temuan mayat yang diawetkan juga ditemukan di negara lain, seperti Spanyol, China, Yunani, Persia, dan Ethiopia dengan pengawetan dilakukan dengan berbagai cara.
Formalin untuk Mengawetkan Mayat
Melansir dari NCBI, mengawetkan jenazah adalah hal yang penting sebagai langkah untuk mempelajari tubuh manusia dengan lebih baik. Mayat yang diawetkan disebut juga dengan cadaver. Penggunaan formalin untuk mengawetkan mayat dan spesimen pertama kali dimulai pada tahun 1869. August Wilhelm von Hofmann merupakan seorang ahli kimia asal Jerman, ia adalah orang yang pertama kali mengajukan penggunaan formalin. Hingga saat ini, penggunaan formalin masih menjadi metode yang paling baik untuk mengawetkan jenazah dan spesimen.
Apabila Anda membutuhkan jasa pengawetan jenazah, embalming, atau jasa layanan pengawetan mayat Anda dapat menghubungi Rumah Duka Elim. Elim dengan pelayanan pemakaman yang lengkap dapat melakukan pemulasaran jenazah seperti formalin jenazah, rias jenazah, dan memandikan jenazah.
Elim selalu hadir untuk Anda sekeluarga. Kami siap dan sigap dalam melayani. Anda dapat menghubungi kami di nomor :
Call center : 085 616161 91 / (021) 548 0490 / (021) 548 4088
Kami akan selalu setia melayani Anda dengan kasih serta menjunjung tinggi profesionalisme.
Lokasi:
- Rumah Duka Elim : RSAB Harapan Kita – Jl. Letjen S.Parman Kav. 87, Slipi, Jakarta Barat
- Kantor: Jl. Ks. Tubun II No. 39, Slipi, Jakarta Barat
Jasa pemakaman jakarta selatan
Baca juga artikel: Tips Memiliki Jasa Pengurusan Pemakaman