Menurut Buku Grief Psychotherapy : Psikoterapi Kedukaan yang ditulis oleh Totok S. Wiryasaputra, kedukaan adalah sesuatu yang normal terjadi dalam hidup kita. Kedukaan dapat berdampak baik dan buruk, apabila kedukaan dikelola dengan baik maka dapat menjadi sarana bertumbuh, berfungsi secara maksimal, hidup lebih bermakna dan berguna bagi sesama. Namun sebaliknya, jika kita tidak kelola kedukaan dengan baik maka dapat berubah menjadi abnormal dan menimbulkan beragam persoalan fisik, psiko, sosio, dan spiritual kedepannya. Bahkan, dapat membahayakan diri sendiri mengancam nyawa diri sendiri dan orang lain.
Berapa lama seseorang dapat beradaptasi dalam kondisi hampa dan kehilangan karena dukacita yang dialami? Setiap orang memiliki waktunya masing-masing, tidak ada standar yang dapat menentukan kapan seseorang dapat berdamai dengan kedukaan dan rasa hampa yang dirasakan.
Berdasarkan penelitian Sauteraud (2018) menunjukkan bahwa kebanyakan orang dapat sembuh dari rasa hampa kehilangan melalui perjalanan waktu dan memiliki dukungan sosial dan kebiasaan hidup yang sehat.
Berdamai dengan Kedukaan dan Rasa Hampa
Meratapi orang yang telah meninggalkan kita dalam jangka waktu yang lama tidak akan membantu perasaan menjadi lebih baik. Dampaknya sendiri akan terasa pada hidup kita, seperti menimbulkan persoalan-persoalan baru atau tugas terbengkalai.
Berdamai dengan situasi kedukaan adalah pilihan yang harus kita ambil, agar kita tetap dapat melanjutkan kehidupan secara normal. Sobat Elim, ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk berdamai dengan situasi kedukaan dan rasa hampa menuju pemulihan diri.
Cara Berdamai dengan Kedukaan dan Rasa Hampa untuk Pemulihan Diri
Menurut DerSarkissian (2020), saran yang pertama adalah memberi waktu untuk diri sendiri, menyelami dan menghayati kedukaan adalah bagian dari proses. Kita tidak perlu memaksakan diri kita untuk cepat menerima situasi duka, namun sebaiknya juga jangan larut terlalu dalam sehingga dapat menghambat fokus dalam menjalani kehidupan saat ini.
Saran kedua, bicaralah pada orang lain, jangan mengisolasi diri. Anda mungkin akan merasakan ingin sendiri, hanya ingin berkomunikasi dengan diri sendiri, pada saat itulah ambil waktu tersebut secukupnya, lalu kita perlu bicara dengan orang lain yang kita percaya untuk membuat kita nyaman sehingga beban yang kita rasakan bisa terbagi.
Saran ketiga, pedulikan dan jaga diri sendiri. Anda harus melanjutkan kehidupan kembali beraktivitas, melakukan hobi, berolahraga, menjaga kesehatan, dan alihkan rasa duka kepada hal-hal yang produktif bukan kepada hal destruktif. Hal ini akan memberikan energi positif dan menimbulkan perasaan yang lebih optimis dalam menjalani hidup.
Saran keempat coba lakukan hal-hal baru yang menyenangkan atau kegiatan yang sudah lama Anda tidak lakukan.
Saran kelima, mencari dukungan kelompok misalnya berdiskusi dan berkomunikasi dengan kelompok orang yang sama-sama pernah mengalami kedukaan dan kehilangan. Hal tersebut membuat kita lebih tenang dan tidak merasa sendiri.
Jika Anda sudah tidak dapat mengelola perasaan yang semakin kuat atas kedukaan dan rasa hampa yang dirasakan, jangan ragu untuk mencari pertolongan professional. Rasa duka dan hampa karena kehilangan akan mereda ketika sudah melewati proses penerimaan, menemukan makna baru, dan tekad kuat untuk melanjutkan hidup.
Baca juga artikel: 5 Fase Berduka Ketika Mengalami Kedukaan
thanks a lot of information keren