Mengenal Emotional Eating: Saat Emosi Memengaruhi Nafsu Makan

Ilustrasi Emotional Eating Saat Emosi Memengaruhi Nafsu Makan

Pernahkah Anda merasa sedih atau marah dan kemudian Anda makan dalam jumlah banyak? Kondisi ini disebut emotional eating. Sebaiknya jangan dibiarkan ya, karena makan berlebihan saat emosi dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan, lho. Yuk, ketahui cara menghentikan kebiasaan ini.

Apa itu Emotional Eating?

Berdasarkan Hello Sehat, emotional eating atau makan emosional adalah kondisi ketika Anda menggunakan makanan sebagai cara pengalih perhatian untuk mengatasi emosi Anda, bukan makan karena Anda lapar. Ketika Anda emosi, emosi itulah yang memengaruhi nafsu makan Anda, sehingga Anda mencari makan.

Penyebab emotional eating adalah ketika Anda sedang marah, sedih, bosan, cemas, kecewa, atau mengalami stres, dan lainnya, maka dari itu Anda akan mencari makanan untuk menenangkan emosi Anda. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan kenyamanan dibandingkan harus  memikirkan masalah yang terjadi.

Emotional Eating Dapat Menyebabkan Kenaikan Berat Badan

Kebiasaan emotional eating dapat berdampak buruk bagi kesehatan Anda karena makanan yang dikonsumsi saat emotional eating biasanya yang mengandung banyak kalori dan tinggi karbohidrat. Misalnya, coklat, es krim, biskuit, snack atau makanan ringan, kentang goreng, pizza, dan lainnya. Jika kebiasaan ini sering Anda lakukan untuk mengatasi emosi Anda, mungkin Anda bisa makan lebih dari tiga kali dalam sehari dengan jumlah yang besar. Hal ini yang dapat menyebabkan kenaikan berat badan, bahkan kegemukan jika berlangsung terus-menerus.

Demikian informasi mengenai emotional eating yang dapat disampaikan. Jangan biarkan kondisi ini terjadi berlarut-larut ya karena risiko kenaikan berat badan hingga obesitas dapat terjadi, bahkan penyakit lain pun juga dapat mengintai Anda.

Baca juga artikel: Dampak Buruk Sering Konsumsi Makanan Berminyak

BAGIKAN

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *